Senin, 17 November 2014

Meet the Gank!

nonton video Moymoy Palaboy bersama Rey, Ilham, dan Nisa
Seperti layaknya anak - anak, Balqis juga memiliki teman sepermainan. Mereka adalah sepupu - sepupu Balqis yang tinggal dengan nenek atau berdekatan dengan nenek. Hampir tiap hari Balqis bermain dengan mereka, dan hampir tiap hari juga saya mendapat laporan tentang tingkah Balqis yang agak menjengkelkan. Balqis tergolong anak yang pelit (saat itu) dan cenderung pilih - pilih teman bermain. Misalnya saja saat dia membawa mainan atau boneka ke rumah nenek dan sepupunya ingin meminjam mainan tersebut, Balqis serta merta menolak sembari cemberut dan mengomel dengan bahasanya sendiri. Dari situlah biasanya berlanjut menjadi sebuah pertengkaran kecil, dimana si sepupu ikutan marah karena tidak terima kemudian mereka saling memukul dan mencubit. 

Memang kebanyakan Balqislah yang memulai semuanya, sifat pelitnya itu tak sebanding dengan rasa ingin menguasai atas apa yang ada di rumah nenek, yang tentu saja hal itu juga menjadi milik sepupu - sepupunya. Sebenarnya Balqis bisa berbagi, hanya saja dia masih pilih - pilih dengan siapa dia harus berbagi. Anak yang sering bermain nyaris tanpa pertengkaran adalah Mbak Nisa, anak perempuan kakak saya. Mungkin dari segi umur yang lebih tua membuat Mbak Nisa lebih sering mengalah pada sikap Balqis yang kadang tidak adil baginya.

Berpose bersama Nisa dan Fia
Berbeda dengan Mbak Fia, anak perempuan dari kakak pertama saya. Balqis masih sering bertengkar dengan Mbak Fia, hal ini dikarenakan mereka masih sama - sama egois dan kurang bisa berbagi. Meski kadang memang lebih sering Balqis yang membuat ulah dan membuat Mbak Fia geram. Berikutnya adalah Kakak Ifan, anak pertama kakak perempuan saya, kakak dari Mbak Nisa. Kakak (seperti biasa Balqis memanggilnya) adalah the most favorite person of Balqis, bagaimana pun emosi Balqis saat itu, setiap dia bertemu dengan Kakak, dia pasti akam tersenyum malu - malu. Hal ini tidak berlaku bagi Ilham (biasa dipanggil Abang oleh Balqis), Ilham adalah adik dari Ifan yang bila boleh saya sebut adalah "musuh" terbesar Balqis. Sebenarnya bukan soal siapa menggoda siapa, tapi lebih kearah perbedaan sifat mereka yang terlalu mencolok. Balqis cenderung diam dan berperilaku halus namun judes, sedangkan Ilham sangat aktif dan cenderung gemas pada berbagai hal (termasuk Balqis) sehingga kadang perilaku Ilham membuat Balqis ketakutan. Tapi itu tidak lantas membuat Balqis berhenti bersikap ketus pada Ilham, dan bila dibalas secara fisik oleh Ilham, yang bisa Balqis lakukan hanya menangis.

Selanjutnya ada Mas Dzikri, adik laki - laki Mbak Fia yang lahir selisih 8 hari dengan Ilham. Masih kurang jelas bagaimana posisi Mas Dzikri dalam pertemanan Balqis, sekutu atau musuh. Karena terkadang mereka bermain bersama dengan akur tapi beberapa menit kemudian terdengar suara tangisan entah Balqis ataupun juga Dzikri. Yang jelas mereka masih sering main bersama walaupun tetap saja dengan sikap Balqis yang pelit. Selain itu ada juga Adek Rey, anak perempuan sepupu saya yang lebih tua 2 tahun dari Balqis. Kenapa Balqis memanggil dia dengan sebutan Adik? Karena menurut aturan budaya Jawa, anak akan mengikuti urutan silsilah orang tuanya. Misalnya sepupu saya itu, dia lebih tua 3 tahun dari saya tapi memanggil saya Mbak, karena ayahnya adalah adik dari ayah saya. Begitu juga dengan Balqis yang dipanggil Mbak oleh Rey meskipun usianya lebih muda. Rey sebenarnya terhitung jarang bermain dengan Balqis karena rumahnya yang lumayan jauh dari rumah nenek, sekalinya bermain pasti lebih sibuk bermain dengan Mbak Fia dan Mbak Nisa yang seusia dengannya daripada bermain dengan Balqis yang masih Balita.

Belajar narsis bersama Fia dan Dzikri
Saya berharap kedepannya nanti Balqis bisa mengurangi kadar pelit dan juteknya karena saya tidak ingin Balqis dijauhi oleh teman bermainnya karena perilakunya yang kurang menyenangkan tersebut. Dan semoga saja pertemanan mereka akan terus akrab dan tidak ada lagi pertengkaran baik kecil maupun besar hingga mereka dewasa nanti.

Minggu, 16 November 2014

Rawat Inap Lagi


kondisi Balqis saat di ICU

Bulan Oktober terlihat gelagat yang aneh pada Balqis, dia jadi selalu rewel dan tidak mau ditinggal setiap pagi, meski sudah bertemu dengan neneknya, Balqis tetap saja menangis dan berteriak - teriak agar saya menemaninya. Saya sadar pasti dia sedang tidak enak badan. Memang Balqis sempat diare, tapi setelah saya beri larutan Lacto-B, fesesnya kembali normal. Namun beberapa hari kemudian Balqis mulai demam, demamnya pun tidak konsisten. Karena pada saat itu akhir pekan, jadi saya putuskan membawanya ke dokter pada Senin pagi sebelum saya berangkat ke kantor.

Hasil pemeriksaan dokter di Senin pagi ternyata Balqis terserang Typhus, saya pun browsing sekedar ingin tau gejala dan cara penanggulangan penyakitnya tersebut. Setelah minum obat resep dokter beberapa kali, namun hingga Selasa siang demamnya masih saja tinggi, bahkan dia sempat pendarahan dari hidung. Khawatir terserang DBD, maka sore harinya saya bawa Balqis ke RS terdekat untuk mendapat penanganan yang lebih intensif.

Hal yang paling saya benci dari rawat inap di rumah sakit adalah saat memasukkan jarum infus. Pengalaman terdahulu sudah membuat saya trauma, dimana sulit sekali menemukan pembuluh darah yang pas di tubuh Balqis untuk dimasukkan jarum infus. Dan sekali lagi itu terjadi di rumah sakit ini, hanya bedanya rumah sakit yang sekarang memiliki perawat yang jauh lebih telaten daripada tempat Balqis rawat inap dulu. Setelah seluruh pembuluh darah kecil di permukaan dicari dan dicoba, tapi tak satupun bisa, akhirnya pihak rumah sakit meminta persetujuan saya untuk mengambil tindakan medis yaitu melakukan venna section, dimana akan menyayat sedikit kulit Balqis di bagian kaki untuk dicari pembuluh darah yang lebih besar karena pembuluh darah yang lebih besar letaknya sedikit dalam.
sudah bisa tersenyum di hari ketiga

Surat persetujuan pun saya tanda tangani, yang saya pikirkan saat itu hanyalah kesembuhan Balqis, bagaimanapun caranya itu, saya rasa cairan infus memang harus segera masuk ke tubuh Balqis mengingat dia demam, mulai diare lagi dan sudah didiagnosa dehidrasi. Di ruang bedah saya menunggu di luar dengan suami saya, saya hanya mendengar isak tangis Balqis dan teriakannya memanggil nama saya. Yang bisa saya lakukan saat itu hanya menangis dan berdoa.

Beberapa saat kemudian saya dipanggil untuk memasuki ruangan, saya melihat jarum telah menancap di tulang kering Balqis. Memang sebelumnya saya sudah diinformasikan bahwa bila venna section gagal maka langkah selanjutnya adalah memasukkan cairan infus lewat tulang, meski itupun tidak boleh terlalu lama. Saya juga melihat kaki kanan Balqis diperban bekas luka saat proses venna section. Pikiran saat itu sudah lega karena cairan infus tersebut sudah masuk, tapi yang terjadi malah pembengkakan pada betis Balqis akibat cairan infus yang merembes tidak pada tempat yang seharusnya. Dan jarum di tulang kering tersebut pun dibuka, saya kembali panik dan bertanya - tanya.

Kemudian dokter mengatakan akan memasukkan infus melalui pembuluh darah besar di selangkangan, dengan syarat Balqis harus dibius total karena proses pemasangannya akan sangat menyiksa. Kali ini dokter mengijinkan saya menemani Balqis di kamar bedah. Entahlah bagaimana menggambarkan perasaan saya saat itu, darah di pembuluh darah saya rasanya berhenti mengalir melihat anak satu - satunya yang masih balita harus terbujur lemas di meja operasi demi mendapat penanganan pertama atas penyakitnya. Saya berpikir, mungkin saya kurang beribadah atau kurang beramal sehingga harus mendapat musibah seperti ini. Sembari menangis saya berdoa pada Allah, saya bilang biarlah saya saja yang menanggung dosa - dosa saya, jangan apa - apakan anak saya. Saya bersedia menukar tempat dengannya saat itu. Sungguh tak terbayang bagaimana sakitnya Balqis harus beberapa kali menerima tusukan jarum di tubuhnya.

Singkat kata pemasangan infus itupun sukses, Balqis harus bermalam di ICU hingga keadaannya dinyatakan membaik dan boleh masuk kamar rawat inap. Balqis semalaman tidur nyenyak sekali hingga lupa untuk minum susu, mungkin terlalu lelah menangis dan berteriak dari sore. Keesokan harinya Balqis boleh masuk kamar dan seperti sudah bisa saya tebak, dia tidak kerasan di rumah sakit. Hampir setiap hari dia rewel karena jam tidurnya terganggu oleh kedatangan perawat, dokter ataupun kerabat yang menjenguk Balqis, ditambah lagi posisi jarum infus di selangkangannya yang membuat dia tidak boleh duduk sementara waktu.

Hingga pada hari ketiga saat dokter menyatakan Balqis sudah baikan dan boleh pulang keesokan harinya, saya kemudian meminta perawat untuk mencabut infus Balqis dan atas ijin dokter infus Balqis dicabut. Saya sedikit lega mengingat Balqis sudah boleh duduk dan berjalan lagi tanpa terhalangi infus tersebut. Pada hari keempat, tepatnya Jumat, Balqis sudah boleh pulang. Saya berharap itu terakhir kalinya Balqis rawat inap di rumah sakit. Saya masih tidak bisa menghapus ingatan saya tentang susahnya memasukkan cairan infus ke tubuh Balqis akibat tubuhnya yang gemuk itu.

Saya terlalu mencintai Balqis, saya akan melakukan apa saja demi membahagiakan dia dan melihat dia tumbuh besar dan ceria.

Fabulous Lady


Siapa yang tidak kenal Syahrini? Artis fenomenal sekaligus trend setter yang sering membuat heboh dengan gaya hidup dan perilakunya. Beberapa kali sempat di-Bully gara - gara kostum yang over dan absurd, juga seringnya mengunggah video konyol yang entah lucunya dimana tapi tetap saja mengehbohkan dunia hiburan di Indonesia.
Berawal dari video yang diunggah di akun Instagramnya yang berlatar menara Eiffel, Syahrini terlihat berjalan maju mundur dengan kecentilannya yang khas seraya berkata "maju mundur cantik... mundur mundur cantik cantik.... canti cantik cantik cantik" Video tersebut langsung membuat heboh dunia maya, tak jarang beberapa orang iseng memotong adegan dalam video tersebut kemudian menjadikannya sebuah meme comic yang tidak kalah konyol.
Ada hal yang menarik perhatian saya yaitu kostum Syahrini saat itu. Syahrini memakai setelan semi formal berawarna pink dengan tas berwarna senada dipadukan dengan sepatu high heel putih ala gadis kantoran. Saya lantas teringat pada tas Hermes saya yang juga berwarna pink, kemudian timbul ide untuk mendandani Balqis menjadi ala Syahrini, saya pun mulai membongkar koleksi baju Balqis, disana saya menemukan sebuah Blazer merah semi formal dan rok pendek A-line warna pink.
Memang kurang mirip sih, tapi apa salahnya dicoba? Lalu pada minggu pagi saya dandani Balqis menggunakan outfit tersebut, lengkap dengan flat shoes baby pink dan kacamata Rayban Kid miliknya. Saya minta dia berpose sembari membawa tas Hermes pink saya. Agak kagok awalnya, tapi berkat sunglasses yang dia pakai, tidak terlihat ketidaktertarikannya pada acara foto - foto kali ini. Ekspresi datarnya malah terkesan "cool" walaupun aslinya dia cemberut :p
Saya pun memilih satu foto yang paling bagus menurut saya, dimana di foto itu dia tersenyum centil. Saya edit sedikit foto tersebut, kemudian menggabungkannya dengan potongan adegan dalam video Syahrini tersebut. 

 Dan sekali lagi foto Balqis bikin heboh di dunia BBM, saya kemudian membuat semacam slide show dan mengunggahnya di Instagram, tak sedikit yang menyukai slide show tersebut, bahkan salah satu teman saya berkomentar "tinggal bilang maju mundur cantik ini ya"
^_^

Sabtu, 15 November 2014

Baby Tattoo

Bagi sebagian orang tato berkesan "berandal" tapi menurut saya justru itu sebuah karya seni. Saya selalu menyempatkan memasang temporary tatto di kulit saat ada ada stan tattoo dadakan di tempat wisata atau bila kebetulan ada expo. Motif tattoo saya sih beragam, mulai dari hewan, bunga dll. Lalu seiring waktu heinna Tattoo mulai merambah di kota, berbekal bubuk pacar arab (kebetulan saat itu yang berbentuk pasta masih jarang) saya menggambar tangan hingga pergelangan kiri saya sendiri dengan motif ala timur tengah yang saya adaptasi dari internet.

Dan tattoo tersebut menemani saya sepanjang foto sesi dengan suami saya ^_^
Saya rasa saya tidak mempunyai bakat menggambar sama sekali, yang saya lakukan pertama kali saat hendak men-tato adalah membuat pola dengan pulpen kemudian menebalkannya dengan pacar arab. Rumit dan memakan waktu lama memang, tapi begitu melihat hasilnya, saya rasa itu sepadan.
Hobi saya satu itu kemudian saya salurkan ke Balqis, bukan mengajari dia bagaimana membuat tato tentu saja, tapi lebih ke arah menjadikan dia "obyek" menggambar tatto saya ^_^
Balqis memang cenderung diam saat saya gambar apapun di kulitnya, dia malah antusias akan "tulis - menulis" yang saya lakukan terhadapnya. Hanya saja bila disuruh diam menunggu cairan pacar arabnya kering, dia kurang begitu sabar. Sehingga hasil akhirnya tidak rapi dan gambarnya kurang tahan lama.
Ternyata perilaku saya saat itu menarik minat Balqis untuk mencobanya sendiri, tidak jarang dia menggambari kulit di betis dan lengannya menggunakan spidol atau crayon warnanya  dengan pola yang super abstrak dan belepotan. Melihat kaki cucunya penuh coretan, sang nenek pun bertanya "kenapa kakinya?" balqis menjawab "tuyis (tulis)" kemudian neneknya bertanya lagi "siapa yang tulis - tulis nak?" Kemudian Balqis menjawab "dadek (adek / Balqis)" 
Yah setidaknya dia kreatif dan jujur -_-

Orange Puff


Saya semacam tergila - gila pada tutu skirt, geli rasanya melihat Balqis yang berbadan montok memakai rok tutu ala ballerina. Kesannya malah terlihat makin menggemaskan sekali penampilan Balqis. Ditambah T - Shirt abstract dengan bahan jersey yang senada dengan roknya dan tentu saja favorite saya "Sporty Ankle Boot" dengan warna dan motif yang cocok sekali. 

Sebenarnya agak susah menemukan sebuah rok tutu seukuran Balqis, karena sejauh Baby Shop yang saya kunjungi selalu saja tidak menemukan ukuran yang pas, kadang sekalinya pas, malah warnanya yang kurang sreg di hati.  Awal mula orange puff outfit ini terbentuk  adalah keisengan saya melihat koleksi sepatu balita di salah satu pusat perbelanjaan di Situbondo. Saya memang seorang boot lover, tapi bukan boot user :p IYKWIM... saat itu saya menemukan sepatu boot seukuran mata kaki (atau biasa disebut ankle boot) yang menarik perhatian saya. Kalau biasanya boot untuk balita sejenis "sepatu mayoret marching band" yang sama sekali tidak membuat saya tertarik, sedangkan yang ini beda, benar - benar sesuai dengan interest saya pada sneaker, saya menyebutnya "punk boot" ok mungkin sedikit absurd ya, tapi begitulah sepatu anak punk yang sering saya lihat.
Tanpa ragu langsung saya bawa sepatu boot itu pulang, Balqis senang dan langsung memakainya dengan riang. yah maklum saja, gadis yang satu itu memang agak heboh bila mendapat sepatu atau pakaian baru.

Kemudian tak berapa lama, saya kembali iseng mengunjungi pusat perbelanjaan tadi, sembari mau tak mau menuju outlet pakaian anak. Saya sebenarnya agak malas, karena setiap saya berniat membeli sesuatu disana, saya selalu berakhir kecewa, selalu saja ukuran yang jadi masalah. Hingga pada saat itu, saya menemukan sebuah rok tutu untuk ukuran anak SD, yang kebetulan lingkar perutnya cukup dengan Balqis, langsung saja saya pilih yang berwarna orange.
Untuk atasan tentu saja saya tidak akan menemukan di outlet anak, mengingat kaos saya muat pada Balqis. Saya langsung naik ke lantai 2 ke outlet wanita dan mencari kaos ukuran kecil yang sesuai dengan rok tutu tersebut. Kemduai voilaaaaa... jadilah outfit orange puff yang menggemaskan setiap Balqis memakainya.