Sabtu, 15 November 2014

Baby Tattoo

Bagi sebagian orang tato berkesan "berandal" tapi menurut saya justru itu sebuah karya seni. Saya selalu menyempatkan memasang temporary tatto di kulit saat ada ada stan tattoo dadakan di tempat wisata atau bila kebetulan ada expo. Motif tattoo saya sih beragam, mulai dari hewan, bunga dll. Lalu seiring waktu heinna Tattoo mulai merambah di kota, berbekal bubuk pacar arab (kebetulan saat itu yang berbentuk pasta masih jarang) saya menggambar tangan hingga pergelangan kiri saya sendiri dengan motif ala timur tengah yang saya adaptasi dari internet.

Dan tattoo tersebut menemani saya sepanjang foto sesi dengan suami saya ^_^
Saya rasa saya tidak mempunyai bakat menggambar sama sekali, yang saya lakukan pertama kali saat hendak men-tato adalah membuat pola dengan pulpen kemudian menebalkannya dengan pacar arab. Rumit dan memakan waktu lama memang, tapi begitu melihat hasilnya, saya rasa itu sepadan.
Hobi saya satu itu kemudian saya salurkan ke Balqis, bukan mengajari dia bagaimana membuat tato tentu saja, tapi lebih ke arah menjadikan dia "obyek" menggambar tatto saya ^_^
Balqis memang cenderung diam saat saya gambar apapun di kulitnya, dia malah antusias akan "tulis - menulis" yang saya lakukan terhadapnya. Hanya saja bila disuruh diam menunggu cairan pacar arabnya kering, dia kurang begitu sabar. Sehingga hasil akhirnya tidak rapi dan gambarnya kurang tahan lama.
Ternyata perilaku saya saat itu menarik minat Balqis untuk mencobanya sendiri, tidak jarang dia menggambari kulit di betis dan lengannya menggunakan spidol atau crayon warnanya  dengan pola yang super abstrak dan belepotan. Melihat kaki cucunya penuh coretan, sang nenek pun bertanya "kenapa kakinya?" balqis menjawab "tuyis (tulis)" kemudian neneknya bertanya lagi "siapa yang tulis - tulis nak?" Kemudian Balqis menjawab "dadek (adek / Balqis)" 
Yah setidaknya dia kreatif dan jujur -_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar