Sabtu, 14 Juli 2012

Ritual Mandi Matahari sang Ratu

Balqis tengkurap saat dijemur
Meski telah berusia hampir 4 bulan, saya masih rajin "menjemur" Balqis dibawah sinar matahari pagi, mengingat manfaatnya sangat besar bagi kesehatan Balqis. Kebetulan sinar matahari pagi bisa masuk dengan sempurna ke kamar kami, jadi "ritual" tersebut bisa dilakukan Balqis sambil tiduran dan tanpa pakaian seperti yang disarankan oleh dokter. 
Tingkah Balqis saat dijemur

Sekitar 15 menit Balqis dijemur, tak lupa saya membolak-balikkan tubuhnya, apalagi sekarang Balqis telah mampu tengkurap sendiri dan bertahan dalam posisi tengkurap dalam waktu yang cukup lama, sehingga sinar matahari pagi mampu mengenai tubuh Balqis secara menyeluruh.

Balqis terlentang agar
tubuh bagian depannya
terkena sinar
Karena Balqis terbiasa dijemur tanpa pakaian, tentu saya tak ingin dia masuk angin, maka saya menutup rapat semua jendela di kamar agar suhu di dalam kamar tetap hangat bagi Balqis, yang penting sinar mataharinya masuk dan mampu mengenai tubuh balqis, toh menjemur anak tidak harus di tempat terbuka.

Selama menjemur Balqis, saya dan suami tidak pernah meninggalkannya sendirian, kami selalu menemaninya sembari mengajaknya berbicara, bercanda dan memijit-mijit lembut tubuh Balqis. Selain itu juga saya selalu memutarkan lagu-lagu anak dan musik klasik buat Balqis, biasanya saya memutar lagu yang berjudul Twinkle-Twinkle Little Star, ABCD, Do Re Mi, Black and White. Balqis pun tertawa riang bila mendengar lagu-lagu tersebut, seolah mengerti akan maksud dari lagu tersebut.
Abi menemani Balqis saat dijemur

ketika Baqis "melahirkan"

Saya pilih kata "melahirkan" untuk menyebut BAB pada Balqis, karena setiap Balqis BAB selalu mengeran yang teramat sangat seperti ibu yang sedang berusaha melahirkan anaknya. Awalnya saya pikir Balqis sedang sembelit atau istilah medisnya konstipasi, tapi ternyata fesesnya normal-normal saja.


Karena ekspresi Balqis saat mengeran itu teramat lucu bagi saya, kemudian saya merekam momen tersebut dalam bentuk video. Tapi tenang saja, di video tersebut tidak akan ditemukan feses Balqis, hanya mimik mukanya saja yang saya shoot.

Minggu, 08 Juli 2012

Horeeee Balqis bisa tengkurap sendiri!!!

Belum genap 4 bulan, Balqis sudah bisa tengkurap sendiri tanpa bantuan siapapun. Padahal menurut artikel yang saya baca umumnya bayi bisa tengkurap sendiri pada usia 4 bulan. Berarti Balqis tergolong cepat perkembangannya.
Saya tak lupa merekam momen saat Balqis sedang berusaha tengkurap, lengkap dengan rintihan manjanya yang seolah minta pertolongan. Berkali-kali Balqis gagal tengkurap, tapi rupanya dia bukan bayi yang mudah menyerah. Walau sempat menangis karena gagal, Balqis terus berusaha menyempurnakan posisi tengkurapnya.


Hingga akhirnya dia mampu tengkurap dengan stabil, saya langsung memberinya pujian dan Balqis pun tersenyum riang ^_^

Rabu, 04 Juli 2012

Lady Balqis, The Fashionista Queen


Saya senang sekali mendandani Balqis, saya ingin Balqis selalu terlihat cantik dan bersih ^_^

Beruntung Balqis tergolong bayi yang sering keluar rumah, sehingga setiap hari bisa berganti-ganti pakaian dan aksesoris. Kebetulan saya dan suami sama-sama kerja, jadi Balqis saya titipkan di rumah mamah setiap pagi, dan setiap itu pula mamah selalu terheran-heran melihat penampilan Balqis yang centil.

Saya selalu tak lupa untuk memotret Balqis sebelum berangkat kerja, foto-foto centil Balqis bisa dilihat disini dan disini.

Balqis tanpa bando bagai sayur tanpa garam ^^v


Balqislah sang ratu Meni Pedi

Suka manicure?
Berapa kali dalam sebulan anda manicure?
Tanya Balqis, bisa tiga kali dalam seminggu dia manicure..
Betapa tidak? kuku-kuku tangannya cepat sekali panjang, baru hari ini dipotong, besok lusa sudah panjang lagi..

Balqis sedang digunting kukunya
oleh kakak saya

Saya khawatir kukunya yang panjang akan menggores wajahnya saat dia bergerak-gerak, maklum Balqis termasuk bayi yang sering menyentuh-nyentuh wajahnya saat hendak tidur. "ritual" manicure Balqis tidak dilakukan oleh saya karena saya sadar saya tergolong orang yang ceroboh, saya takut saat menggunting kukunya akan mengenai kulit di jarinya dan Balqis akan terluka :(

Sehingga saya meminta bantuan suami saya untuk menggunting kuku Balqis, saya bersyukur punya suami yang telaten dan cekatan, beliau sangat berhati-hati dalam menggunting kuku Balqis bahkan beliau selalu membaca Shalawat ^_^ sedikit lebay ya agaknya.
Selain suami saya, kakak perempuan saya juga sering membantu saya menggunting kuku Balqis bahkan dialah yang justru sering memperhatikan kuku Balqis dan langsung mengguntingnya tanpa diminta.

Musim kemarau yang dingin

Menjelang bulan Juni curah hujan mulai berkurang sehingga cuaca sudah tidak lagi panas, malah cenderung dingin karena angin bertiup lumayan kencang setiap hari. Bukan masalah besar saya pikir, karena Balqis tidak bermusuhan dengan dingin. Maklum, lemak tubuhnya banyak jadi dia gampang gerah dan berkeringat, ditambah lagi gerakannya sangat aktif. Saya pernah menulis di postingan bulan Mei tentang "pergulatan" Balqis melawan cuaca panas, ya musuh bebuyutan Balqis memang gerah.

Dan dinginnya musim kemarau tidak diragukan lagi kehebatannya, saya saja tidur dengan menggunakan piyama panjang ditambah selimut. Apalagi bayi seperti Balqis?

Kekhawatiran saya hanyalah hipotermia. Saya pernah punya pengalaman saat Balqis baru saja pulang dari Rumah Sakit setelah dilahirkan, saat itu usianya baru tiga hari. Sepanjang malam dia tidak bisa tidur, saya pikir itu normal, karena biasanya bayi baru lahir suka rewel di waktu malam. Tapi gelagat Balqis lain, dia seperti sering terkaget-kaget tanpa sebab, padahal disekitarnya sunyi. Saat itu Balqis hanya memakai atasan tanpa lengan dan celana dalam, TANPA SELIMUT. Saya baru sadar bahwa saat itu ternyata Balqis kedinginan, sampai sekarang saya merasa sangat bersalah, untung saja hal itu tidak berdampak apa-apa terhadap Balqis.


Jadi hampir setiap malam di musim kemarau ini saya memakaikan Balqis piyama panjang lengkap dengan kaos kaki dan selimut agar Balqis selalu hangat sepanjang malam. Hasilnya?
Balqis selalu ceria setiap bangun di pagi hari ^_^
Balqis tidur lelap dengan piyama dan selimut

Omelan Balqis

Di usianya yang belum genap sebulan Balqis sudah mulai mengoceh, berawal dari bunyi-bunyian aaaaa kemudian berubah menjadi hey hey hey seperti sedang memanggil seseorang, saya jadi tidak sabar mendengar dia mengatakan Umma. Tapi suami saya punya keinginan yang berbeda, dia malah ingin mendengar Balqis berbicara untuk minta dibelikan sesuatu... Aneh!


Video di atas adalah rekaman Balqis yang sedang "mengobrol" dengan Pak Ponya, dari mimik mukanya Balqis seolah mengerti apa yang diutarakan oleh lawan bicaranya dan Balqis juga terlihat "sok tua" dengan omelannya yang seperti menjelaskan sesuatu ^_^

Minggu, 01 Juli 2012

Godain si @poconggg

Tanggal 1 Juli katanya ultah bukunya si poconggg yang berjudul POCONGGG JUGA POCONG (PJP), hal ini saya ketahui karena membaca salah satu follower beliau memberi ucapan disertai hashtag #HBDPJP. Dan kebetulan saya fans beliau, punya bukunya juga, suka ngebaca bukunya juga, jadi iseng2 saya ambil gambar Balqis yang sedang tidur memeluk buku PJP dan menguploadnya di twitter dengan me-mention beliau tentu saja.

Berharap dibalas?
PASTI! ^_^

Minggu, 03 Juni 2012

Imunisasi = disuntik + demam :(

Sebagai ibu yang baik, sudah menjadi tanggungjawab saya untuk memberikan lima imunisasi dasar kepada Balqis agar dia terhindar dari ancaman penyakit yang berbahaya. Tapi saya selalu tidak nyaman saat melihat Balqis disuntik, sangat tidak tega rasanya, untung saja Balqis tidak termasuk bayi yang cengeng, jadi nangisnya hanya sekitar 5 menit dan selanjutnya tertawa lagi.
Balqis saat diimunisasi oleh bidan didampingi Abi


Dilema selanjutnya adalah demam setelah imunisasi, biasanya setelah imunisasi DPT I, II, III bayi akan mengalami demam, memang itu hal yang wajar, namanya juga "tentara" di tubuh Balqis lagi "latihan perang" lawan penyakit jadi pantaslah kalo sedikit terjadi "pergolakan" dan "konflik" di tubuhnya. Sekali lagi saya beruntung Balqis bukanlah bayi yang gampang rewel, meskipun demam dan tidak enak badan dia jarang sekali menangis.

Balqis tidur dengan termometer di ketiak
Saya ikuti saran tetangga saya yang menyuruh saya memberi Balqis paracetamol sebelum diberi vaksin agar demamnya tidak terlalu berat. Setelah divaksin, bidan menyarankan untuk kembali memberikan paracetamol secara berkala, yaitu 4 jam setelah pemberian paracetamol pertama, lalu 6 jam dan kemudian diberikan setiap 8 jam sekali, bila demam sudah turun, pemberian paracetamol dihentikan.

Keesokan harinya Balqis menjadi sedikit rewel, dia sering menolak saat diberikan susu padahal sedang kelaparan, mungkin karena pengaruh demamnya yang membuat dia begitu. Tapi saya selalu telaten memaksanya untuk minum susu, agar tidak terjadi dehidrasi. Saya selalu mengontrol suhu tubuh Balqis, agar bila demamnya terlalu tinggi saya bisa segera ambil tindakan.

Balqis dikompres agar demamnya turun

Balqis juga saya beri pakaian yang tipis dan menyerap keringat, karena ada pengalaman teman saya yang memakaikan jaket dan trainer saat anaknya demam malah membuat anaknya step. Saya juga mengompresnya dengan Bye Bye Fever sehingga demam Balqis cepat turun. Alhamdulillah demam Balqis tidak berlarut-larut sehingga dia jadi ceria seperti sedia kala.

Kamis, 31 Mei 2012

Balqis dan panas

"kostum" Balqis saat cuaca panas
Selama ini musuh utama Balqis adalah haus, sakit perut dan panas (baca: gerah). Untuk urusan panas, memang agak susah mengatasinya, pengennya sih menyalakan kipas angin, tapi takut malah masuk angin, mau dikipasin secara manual eh lama-lama pegel juga dan akhirnya Balqis rewel lagi. Lalu kami ambil keputusan nekat (dengan bismillah terlebih dahulu tentunya), kami membuka baju Balqis dan membiarkan dia hanya mengenakan singlet atau kaos dalam. Dan ternyata it works!! Balqis bisa tidur nyenyak...! Alhamdulillah...

Saya jadi heran pada orang-orang yang masih membedong bayinya walau cuaca sedang panas, bahkan saya sempat melihat seorang teman yang memakaikan piyama (atasan dan bawahan panjang) ditambah lagi kaos tangan dan kaos kaki pada bayinya. Well, di kota tempat tinggal kami itu jauh dari kata sejuk, jadi kasihan sekali melihat bayi itu "dibungkus" sedemikian rupa. Kalau Balqis diberi pakaian seperti itu saat cuaca panas, wah tidak bisa dibayangkan bagaimana rewelnya.

Rabu, 30 Mei 2012

Ayo tidur baby...

Di awal usianya Balqis sulit sekali tidur di malam hari, tidak sampai satu jam dia tidur kemudian bangun lagi dan setelah saya gendong sambil disusui baru dia tidur lagi, itupun tidak lama. Hal itu justru terbalik di siang hari, entah karena malamnya kecapekan karena kurang tidur jadinya Balqis tidur sangat lelap di siang hari, dia bisa tidur dari jam 8 pagi hingga jam 12 siang, dan bangun hanya untuk minum susu kemudian tidur lagi hingga jam 3 sore.
Posisi tidur Balqis bila terlalu nyenyak

Siklus seperti itu dianggap wajar tapi tidak sehat, karena tidur siang yang terlalu lama sehingga Balqis jadi kurang minum, padahal seharusnya tiap 2 jam sekali bayi diberi minum agar tidak sakit kuning. Dan konsekuensinya adalah saya juga jadi sangat kurang tidur, pagi hari saat Balqis tidur saya tidak bisa ikut tidur karena kata orang ibu yang baru saja melahirkan dilarang tidur sebelum duhur, bisa bikin darah putih naik katanya, yang pada akhirnya buat mata jadi katarak. Tidak hanya itu mitos yang saya dengar, masih banyak lagi yang lebih tidak masuk akal. Saya sih nurut saja, daripada ribut.
Balqis tidur dengan Abinya


Seiring waktu, siklus tidur Balqis jadi sedikit berubah, dia justru tidak bisa tidur di siang hari. Saya khawatir pertumbuhannya terganggu karena bayi kan setidaknya tidur selama 18 jam sehari. Untung saja tidur malam Balqis nyenyak sekali, apalagi saya juga selalu memakaikan popok sekali pakai agar tidurnya tidak terganggu. Tapi penggunaan popok sekali pakai pun tidak luput dari mitos, kata orang jangan sering-sering menggunakannya, bisa bikin kaki berbentuk O.

Selain karena ngompol, Balqis juga sering terganggu akan suara-suara ribut di sekitarnya, telinganya sensitif walau sedang tidur sekali pun, sangat mirip Abinya dan beda jauh dengan saya yang hampir tidak mendengar apa-apa saat tidur, hingga suami menjuluki tidur saya seperti orang mati. LOL

Saya jadi lebih galak kepada keponakan-keponakan saya yang kebetulan serumah dengan mamah, saya sering memarahi mereka bila terlalu ramai. Dan setelah pindah ke rumah suami, giliran anak-anak kos yang saya omelin. Maklum, naluri ibu kan begitu, apa saja yang mengganggu ketenangan anaknya pasti dilibas. Hehehe...

When Balqis poop... ^,^


Sebagai makhluk hidup yang sehat, bayi tak lepas dari BAB, begitu juga Balqis...
Umumnya bayi baru lahir fesesnya berwarna kehitaman karena adanya air ketuban yang dicerna selama dalam kandungan, tapi feses pertama Balqis justru kuning normal seperti warna feses pada umumnya. Dan itu berlangsung lebih dari lima kali dalam sehari, kata mamah itu normal, jadi saya tidak perlu panik atau curiga kalau Balqis mengalami diare. 

Balqis sedang BAB dibantu Abi

Yang saya tahu, kesehatan pencernaan bisa dilihat dari fesesnya, jadi saya selalu memperhatikan bentuk, warna dan bau feses Balqis, saya takut ada kelainan pada pencernaannya. Apalagi kalau fesesnya sedikit berbusa, orang Madura sih bilangnya LESO alias salah urat dan ujung-ujungnya si bayi dibawa ke dukun pijat untuk dipijat. Malah terkadang ada beberapa orang yang rutin memijatkan bayinya sebulan sekali bahkan dua minggu sekali.

ekspresi lucu Balqis setiap BAB
Alhamdulillah feses Balqis sejauh ini normal-normal saja, jadi saya tidak perlu khawatir akan kesehatan pencernaannya. Tapi ada kejadian menarik setiap Balqis BAB, yaitu bau feses Balqis yang diklaim oleh suami mirip dengan bau fesesnya. Dan juga ekspresi Balqis tiap BAB sangat lucu, entah itu menahan sakit perut atau sedang mengeran. 

Selasa, 29 Mei 2012

Balqis dijemur, Balqis bukanlah kerupuk!

Di usia dua minggu terlihat warna kekuningan pada mata Balqis, kata orang itu sakit kuning yang disebabkan oleh kurang minum, mamah bilang hal itu sudah biasa terjadi pada bayi, keponakan saya bahkan sampai diambil sampel darahnya di laboraturium gara-gara matanya berwarna kuning.


Lalu mamah menyarankan untuk menjemur Balqis tiap habis mandi pagi dan memberinya air gula. Saai itu saya sedikit panik, saya tidak ingin bayi saya sakit apapun, kasihan dia...

Kemudian saya turuti saran dari mamah, memang saya akui Balqis kurang mendapat sinar matahari pagi, jadi itulah yang buat dia jadi kurang sehat. Saya juga rajin memberinya air gula yang pada akhirnya air gula tersebut saya campur dengan susu formula, hal itu berlangsung selama dua minggu hingga tanda kekuningan di mata Balqis mulai hilang.

Tapi "ritual" berjemur tetap saya lakukan hingga sekarang, karena yang saya tahu sinar matahari pagi itu banyak manfaatnya. Saya dan suami pun bergantian menjemur Balqis tiap pagi, tak jarang Balqis terkantuk-kantuk di gendongan saat ritual tersebut. Dan kemudian bisa ditebak, dia pun tertidur pulas setelahnya.

Minggu, 27 Mei 2012

This Is It... Saatnya melahirkan!!!

Hari itu tanggal 21 Maret pagi, saya jalan-jalan dengan suami sengaja mengambil rute yang labih jauh dari biasanya, saya sudah tidak sabar menunggu waktu persalinan, karena sudah lewat seminggu dari HPL dan sama sekali tidak ada tanda-tanda si buah hati akan lahir. Ditambah lagi kekhawatiran mamah saya dan orang-orang di sekitar saya karena persalinan tak kunjung tiba. 

Kemudian sekitar jam 8, saya melihat ada bercak darah di celana dalam saya, dan terus bertambah disertai nyeri di punggung dan perut. Kata mamah, itulah yang dinamakan kontraksi. which means that SEBENTAR LAGI SAYA MELAHIRKAN.


deg-degan? pasti!
saya sudah banyak mendengar betapa sakit dan menderitanya proses persalinan itu. Bahkan teman saya bilang kalau sakitnya seperti digebukin orang sekampung. oke, yang ini lebay!
Dan kontraksinya semakin menjadi, sungguh rasa sakit yang luar biasa, seperti nyeri haid tapi berpuluhkali lipat rasanya. Saya pun mengabari bidan langganan saya tentang keadaan saya saat itu, lalu pada pukul 8 malam, saya check up.



Awalnya yang saya khawatirkan hanyalah nyeri saat melahirkan, tapi ternyata untuk mengecek "pembukaan" itu sangat sangat sangat menyakitkan! sekitar 3 kali bidan tersebut mengecek "pembukaan" saya, ternyata dari jam 8 malam sampai jam 6 pagi saya tetap pembukaan 5. mengingat saat itu sudah lebih seminggu dari HPL, maka bidan saya merujuk saya ke Rumah sakit untuk dilakukan operasi bedah caesar. 

what?! caesar?? Kali ini mamah saya panik tingkat provinsi.


mamah trauma melihat kakak saya yang begitu tersiksa pasca operasi, betapa tidak, luka operasinya tak kunjung sembuh, bahkan bernanah dan butuh perawatan yang sangat intensif.
saya pun ikutan was-was, tapi juga excited. Ya, excited!
saya tidak peduli tentang plus minus caesar, yang saya pikirkan adalah bagaimana saya segera melihat bayi saya, dengan selamat tentunya...

DETK-DETIK MENJELANG OPERASI
Jam 7 saya check in di Rumah Sakit, saya langsung ditangani perawat-perawat disana, istilah mereka saya "disiapkan" untuk menghadapi operasi. Persiapannya adalah...
  • Pengambilan darah. Menurut penjelasan bidan saya, pengambilan sampel darah itu berguna untuk proses anestesi, apakah akan menggunakan anestesi general atau lokal.
  • Pemasangan katheter atau selang kencing. Untuk yang ini, sungguh sunguh menyakitkan.
  • Pemasangan infus.
  • Penggoresan di telinga kanan. Entah apa istilah medisnya, tapi yang saya tahu itu berguna untuk mengecek adanya alergi atau tidak terhadap anestesinya.
Dan kemudian saya digiring menuju kamar operasi. Saya disambut oleh dokter yang bertugas menganestesi saya, saya diminta duduk sambil memeluk bantal, karena beliau akan menyuntik punggung saya. Lalu disini saya seperti "disalib" dengan kedua tangan dan kaki diikat. Di lengan kanan terpasang alat pendeteksi detak jantung dan tekanan darah. Kemudian dokter tadi memasang tirai di leher saya, yang saya lakukan saat itu hanyalah berdoa agar semuanya berjalan lancar dan tidak terasa sakit tentunya.


Tidak sampai 5 menit sejak tirainya terpasang, saya mendengar tangisan anak saya, Alhamdulillah.. akhirnya dia keluar juga. Ternyata yang membuat kontraksinya melambat adalah dia terlilit tali pusar hingga dua lilitan. Saya sangat bersyukur saat itu karena telah memilih bidan yang tepat, yang tidak mau ambil resiko untuk melakukan induksi pada saya. Saya ingat benar perkataan beliau..
Biar saya dikatain bidan bodoh gak masalah mbak, yang penting pasien saya dan bayinya selamat, saya gak mau ambil resiko terlalu besar.

 Jika beliau memaksa melakukan induksi pada saya, sehingga bayi saya terus menerus berkontraksi dengan lilitan di tubuhnya, maka tidak bisa saya bayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya...


PASCA OPERASI


Setelah keluar dari ruang operasi menuju ruang observasi, saya tolah-toleh berusaha mencari suami dan keluarga saya. Harapan saya mereka menunggu saya dan penasaran akan keadaan saya pasca operasi, minimal seperti di sinetron-sinetron, dimana keluarga pasien dengan rapi menunggu di luar ruang operasi dengan penuh kekhawatiran dan begitu sang dokter keluar, mereka langsung menyerbu sang dokter sambil bertanya "bagaimana dok operasinya?" tapi hal itu tidak saya dapatkan. Hingga saya berkali-kali tertidur di ruang observasi, keluarga saya tak kunjung menjenguk saya, mereka sibuk dengan bayi saya rupanya.



Kemudian lambat laun biusnya hilang, saya mulai merasakan kesemutan di kedua kaki saya, inilah yang saya tunggu-tunggu. Bukan bermaksud menantang, tapi benar saya memang menunggu biusnya hilang. Dan ternyata sungguh sakit yang luar biasa. Rasanya bagai ribuan kali disayat pisau ukuran besar, nyerinya tuh jahannam!


Tapi ternyata tidak ada kata manja setelah operasi, perawat-perawat disana menyarankan (baca: memaksa) saya untuk mulai miring ke kanan dan ke kiri sesaat setelah biusnya hilang, dan mulai berlatih duduk kemudian jalan, intinya tidak boleh membatasi gerak, makin banyak gerak justru makin bagus katanya. Bayangkan, nyerinya saja luar biasa, ditambah harus banyak gerak yang notabene terjadi penekanan pada bekas operasinya. Saya sungguh menderita!

Untuk mempercepat proses penyembuhan pasca operasi, para perawat meminta saya untuk memperbanyak konsumsi protein, telur ayam sehari minimal 5 butir, ditambah sayuran, ikan, daging, susu dan buah-buahan. Selain itu diharuskan untuk mengkonsumsi air sebanyak-banyaknya. Pola makan tersebut saya terapkan hingga 2 bulan pasca operasi, dan hasilnya Alhamdulillah bekas operasi saya sembuh dengan cepat tanpa ada masalah.


Bingungnya Menamai si Calon Anak

Dari awal saya dan suami menginginkan anak laki-laki sebagai anak pertama kami, maka selama kehamilan saya, kami memanggil si janin dengan sebutan Jibril, walaupun hasil USG mengatakan janin saya perempuan.
Jibril adalah nama yang kami persiapkan untuk anak laki-laki kami, lengkapnya Jibril Arsy Al Furqaan. Suami saya punya andil besar dalam memilih nama, sedangkan saya hanya menyetujui saja.

Sedangkan untuk anak perempuan, kami punya Cahaya Elsa Firdaus sebagai namanya kelak. Tapi kemudian suami saya berubah pikiran, dia bilang nama Elsa sudah pasaran, kemudian digantilah Elsa menjadi Angel. Nah, untuk yang satu ini, mamah saya yang protes keras. Menurut beliau Angel terlalu kebarat-baratan dan identik dengan agama tertentu, yah kesimpulannya tidak berbau Islami. oke, ini make sense!

Suami saya kembali bingung, mulai dari browsing hingga minta "sumbangan" nama dari temannya yang anak pesantren. Dan akhirnya terpilihlah "Balqis Ufairah" sebagai nama anak kami, saya sih jujur kurang paham artinya apa. hehehehe

Kemudian saya menyarankan untuk menambah kata "Lady" sebagai nama depannya, maklumlah saya ini "little monster", fans berat Lady Gaga. Awalnya suami saya menolak, yup! DIA BENCI LADY GAGA. Tapi dengan rayuan saya yang mutakhir ditambah dengan pertimbangan yang alot, akhirnya jadilah nama anak kami "Lady Balqis Ufairah"
Dan mamah saya? Hanya bisa tersenyum :)